Pada
(sebagian besar) rumah tangga, dapur merupakan salah satu tempat yang
aktivitas di dalamnya -bisa dibilang- berlangsung terus menerus.
Tak hanya memasak, namun juga menyiapkan makanan/minuman pembuka/penutup, cemilan, jajanan, buah-buahan, lalapan, dan sebagainya.
Bukan hal yang aneh pula bila sampah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan tersebut tak terhitung banyaknya.
Ibu yang
bijak tentunya akan berusaha memanfaatkan seoptimal mungkin segala
sesuatu yang dapat diolah dan meminimalkan pembuangannya, begitu pula
dengan sampah organik/sampah dapur tadi.
Sisa
rajangan sayur mayur, kulit buah-buahan, biji-bijian, kupasan
bumbu/rempah-rempah, dan kulit telur merupakan beberapa contoh sampah
organik dari dapur yang dapat diolah kembali.
Untuk apa?
Salah satu pemanfaatannya adalah dijadikan pupuk/kompos untuk menyuburkan tanaman.
Berikut ini langkah-langkah praktisnya berdasarkan pengalaman yang saya lakukan sendiri:
Baking soda, selama ini lebih dikenal sebagai soda kue.
Ada juga yang menyebutnya Natrium Bikarbonat, Sodium Bikarbonat (SoBi), Natrium/Sodium Hidrogen Karbonat, Natrium Acid Bicarbonate, atau Bicarbonate of Soda.
Rasanya sedikit asin dan bersifat alkali.
Unsur ini ditemukan terlarut dalam sumber air yang kaya mineral.
Sifat baking soda yang
mampu menetralisir zat-zat yang ber-pH sangat asam atau sangat basa
sehingga netral, membuatnya menjadi zat yang non-irritan (tidak mengiritasi) dan non-toksik (tidak beracun).
|
Baking Soda Murni |
Para ibu sering memanfaatkannya untuk mengembangkan adonan kue yang menggunakan tepung.
Selain
itu soda kue juga banyak digunakan untuk merenyahkan adonan,
mempercepat pengempukan daging, maupun mempertahankan kesegaran ikan.
Namun
mungkin sebagian besar dari kita belum mengetahui bahwa baking soda
(murni) memiliki banyak manfaat yang jauuuuhhhh lebih dahsyat dari itu.
Beberapa diantaranya adalah: